beberapa pendapat menyebutkan istilah Tomun itu masih ambigu untuk
menyebut kelompok suku yang berdiam di Daerah Alur Sungai Lamandau. walaupun
banyak keinginn saudara-saudara ku untuk disebut Tomun. ada juga yang lain,
yang mencoba menwarkan kata Balaman sebagai identitas suku dayak di bumi Bahaum
Bakuba ini. tapi kedua kata tersebut cukup sulit diterima kalau dipandang
secara teoritis (teori identitas etnis) dalam memory budaya ini. Argumen lain
lagi mengatakan Tomun itu adalah kelompok masyarakat yang berdiam di daerah
sebabi/asam baru. tjilik riwut dan fridolin ukur juga punya istilah lain untuk
suku ini. Sesungguhnya, Tomun vs Balaman dua kata yang sama artinya yaitu
berkumpul dan kelompok, dalam arti sama menurut bahasa daerah alur sungai
Lamandau. Dayak Blaman itu memang ada, hanya saja kata Balaman itu dimksudkan
untuk nama suku dayak yuga bermukim di daerah alur sungai Bulik dan Mentobi.
Kata “Tomun” memiliki makna konotasi dalam bahasa
Indonesia, yakni: berbicara, bermusyawarah, bertemu, adanya perjumpaan untuk
saling memahami, mengerti, dan mengetahui benar, serta memaklumi. Karena
kemampuan untuk saling mengerti dan memahami inilah, sehingga suku Dayak Tomun
disebut sebagai suku dayak terbesar yang ada di wilayah Kabupaten Lamandau.
Jadi, dayak Tomun sesungguhnya bukan dimksdkan untuk menyebut suku dayak itu
sebagai implementasi sbuah nama melainkan lebih kepada arti dan makna Kata
Tomun itu sendiri. Yah sederhananya di Indonsia ada berbagai macam suku seperti
jawa, kalimantan, sumatera,dsb, tetapi semua disebut sebagai orang Indonesia.
Begitu Juga dayak Tomun. Ada dayak Balaman, Delang, Belantikan, dsb, tapi semua
dipersatukan dalam satu suku dayak besar: DAYAK TOMUN.
TEMUAN/ Tomun artinya Kaum yang mudah
"berelasi" satu sama lain dalam satu rumpun. Relasi di sini merupakan
bahwa kita terbuka & egaliter. Secara struktural, semantik, &
sintaksis, kata TEMUAN/ Tomun/ tomu-am paling mendekati eksistensi kita urang Bumi
Bahaum Bakuba.
Publish By:
FollowMe -
@DLoadto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar